Menyoroti bagaimana ibadah kurban dalam Islam, yang dilaksanakan pada Hari Raya Idul Adha, dapat digabungkan dengan upaya pelestarian lingkungan. Berkurban, yang meniru ketaatan Nabi Ibrahim kepada Allah SWT, melibatkan penyembelihan hewan seperti kambing, domba, sapi, atau unta. Hewan yang disembelih kemudian dibagikan kepada yang membutuhkan, menunjukkan kepatuhan religius dan solidaritas sosial.
Namun, praktik berkurban dapat menimbulkan dampak lingkungan yang perlu diatasi. Pencemaran lingkungan bisa terjadi dari pengelolaan limbah organik yang buruk, yang dapat mencemari tanah dan air. Proses penyembelihan juga bisa meningkatkan emisi karbon, terutama dari produksi dan transportasi hewan ternak. Selain itu, peternakan hewan ternak yang tidak terkontrol dapat menyebabkan penggunaan sumber daya secara berlebihan, termasuk lahan, air, dan pakan, yang berisiko terhadap deforestasi dan degradasi lahan.
Untuk mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan berkurban, diperlukan langkah-langkah praktis seperti memilih hewan yang dipelihara dengan cara yang ramah lingkungan, mengelola limbah penyembelihan secara efisien, dan mengurangi emisi serta konsumsi sumber daya dengan memprioritaskan hewan lokal. Edukasi masyarakat tentang dampak lingkungan dari kurban juga penting untuk meningkatkan kesadaran akan
Menggabungkan kesadaran lingkungan dengan ibadah kurban tidak hanya meningkatkan pelaksanaan ibadah tetapi juga mendukung pelestarian alam. Langkah-langkah ini mencerminkan tanggung jawab ekologis yang sejalan dengan ajaran Islam dan membantu umat Islam berkontribusi pada pelestarian lingkungan sambil melaksanakan kurban secara bijak.
Reporter: Mutiara Aulia Nurrahma